TUGAS REFERENSI
TENTANGSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
TENTANGSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Disusun Oleh :
RADIANSYAH
NPM : D0B010006
Dosen Pembimbing :Drs. Purwaka, M.Lis
PROGRAM D3 PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemen adalah pengendalian. Pengendalian
berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai, dan apabila tidak
dapat dicapai dicari factor penyebabnya, dengan demikian dapat dilakukan
tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian juga dapat memungkinkan manajer
untuk mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya
dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.
Pengendalian manajemen
bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai upaya yang
dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sistem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya
setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :
a. W = Work
(Pekerjaan)
b. E = Employe
(Tenaga Kerja)
c. R = Relationship
(Hubungan)
d. E = Environment
(Lingkungan)
Sistem
pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.”
Karena itu dalam Sistem Pengendalian Manajemen akan lebih mudah mencernanya
kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan
perilaku manusia dalam kehidupan organisasi / perusahaan. Dari beberapa definsi
diatas dapat dikatakan bahwa Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem
terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi,
pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah definsi dari Sistem
Pengendalian Manajemen tersebut beserta unsur2 yang terdapat di dalam nya .
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian
Manajemen tersebut beserta unsur2 yang terdapat di dalam nya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk :
- Memberikan masukan bahwa dengan adanya Sistem Pengendalian Manajemen, suatu organisasi dapat menuntun dan memotivasi usaha pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien.
2.
Mencegah terjadinya
penyimpangan, kelalaian dan kelemahan sehingga tidak terjadi kerugian yang
diinginkan.
3.
Memperbaiki kesalahan dan
penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengendalian Sistem
Manajemen
Sistem pengendalian manajemen merupakan hal yang tidak
asing lagi untuk tidak dikenal ataupun dipergunakan oleh setiap organisasi,
kelompok dll. Dimana adanya sistem pengendalian dianggap penting dalam sebuah
organisasi, kelompok dll karena dengan adanya pengendalian mampu meminimalisir
beberapa masalah yang kemungkinan besar terjadi, baik itu dilakukan oleh manusia
maupun sistem(elektronik).
Menurut Robert sistem merupakan suatu cara tertentu dan
bersifat refetatif untuk melaksanakan sekelompok aktivitas. Dalam bukunya Suadi
mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling
menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak, yang keseluruhannya merupakan
sebuah kesatuan. sedangkan dalam kamus ilmiah populer sistem memiliki arti cara
yang teratur (untuk melakukan sesuatu).
Dari beberapa definisi diatas bahwa sistem merupakan suatu
cara yang tepat dan teratur dalam satu kesatuan yang saling berintegrasi antara
yang satu dengan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan. Tentunya dalam sebuah
sistem terdiri dari berbagai langkah kongrit yang akan digunakan oleh berbagai
aktvitas. Hal ini yang membuat tujuan akan tercapai atau tidak. Semakin bagus
sistem yang dipakai, maka semakin optimistis tujuan yang akan kita capai.
Pengendalian merupakan suatu proses yang mengarahkan,
meluruskan dan menjadikan segala berjalan susuai tujuan yang telah ditetapkan.
Hansen dan Mowen mengartikan pengendalian adalah proses penetapan standar,
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan
yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, harapan dari pengendalian berupaya
untuk menjadikan segala sesuatu tetap konsisten berada dijalannya dengan
berbagai langkah-langkah yang dilakukan di dalamnya guna mencapai tujuan awal
yang ditetapkan. Disisi lain, pengendalian merupakan sebuah alternatif yang
dilakukan ketika pencapaian sebuah tujuan tidak sesuai dengan langkah-langkah
awal yang dilakukan, sehingga perlu diluruskan dan dikendalikan.
Dari sudut pengendalian manajemennya, terdapat beberapa
aktivitas vital pengendalian yang menjadi fokus utamanya, yaitu:
1.
Merencanakan apa yang
seharusnya dilakukan oleh organisasi
2.
Mengkordinasikan
aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi
3.
Mengkomunikasikan
informasi
4.
Mengevaluasi informasi
5.
Memutuskan tindakan
apa yang seharusnya diambil jika ada
6.
Mempengaruhi
orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan manajemen itu sendiri merupakan berbagai cara
yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam buku pengantar manajemen
menjelaskan, bahwa manajemen adalah suatu proses yang diawali dengan planning, organizing, actuating dan controling yang dilakukan dalam sebuah
organisasi atau kelompok dll untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak dipungkiri
kalau pengertian dari manajemen cukup komperhenship dan saling terintegrasi
antara satu elemen dengan elemen yang lain.
Maka, sistem pengendalian manajemen adalah cara
representatif yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam mengajarahkan,
meuruskan dan mengembalikan suatu aktivitas organisasi dengan pola yang
beranikaragam untuk mencapai tujuan organisasi. Namun menurut Marciariello dan
Kirby SPM sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer
mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi
secara terus menerus.
Agar sistem pengendalian itu berjalan dengan baik dan
sesuai dengan harapan awal, maka dibutuhkan empat elemen penunjang yang harus
ada, yaitu:
1.
Detektor (Pelacak), merupakan sebuah perangkat yang mengukur apa
yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dilakukan. Segala aktivitas
yang dilakukan oleh organisasi dapat diketahui dan terdeteksi. Sehingga ketika
terjadi penyimpangan dan kesalahan diketahui dengan segera dan terselesaikan
dengan cepat juga.
2.
Assesor (Penilai), suatu perangkat yang menentukan sifnifikasi dari
peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau
ekspedisi dari apa yang seharusnya terjadi. Yaitu adanya media yang dapat
menilai sekaligus membandingkan kejadian-kejadian yang ditemukan dalam
aktivitas sebuah perusahaan dengan prediksi yang kemungkinan akan terjadi dan
dijadikan sebagai ancaman.
3.
Effector (umpan balik), suatu perangkat yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan
untuk melakukan suatu hal. Maksudnya ketika perusahaan terdapat problem, maka
ada sebuah langkah (alternatif solutif) yang harus dilakukan oleh manajemen
untuk mengatasi hal tersebut
4.
Jaringan
komunikasi, perangkat
yang meneruskan antara derektor danassessor dan antara assessor dan affector. Suatu
aktivitas sistematis yang dilakukan ketika terdapat sebuah permasalahan, maka
secara langsung terdapat alternatif yang harus dilakukan sesuai dengan
permasalahan yang terjadi. Sehingga perjalan sistem pengendaliannya berjalan
terintegrasi antara satu elemen dengan elemen lainnya.
2.2 Fungsi
Pengendalian Manajemen
Controlling Secara harfiah
ialah pengendalian. Secara kontekstual (dalam konteks manajemen) ialah suatu
proses pemantauan dan pengambilan keputusan dari hasil pemantauan tersebut. Controlling
ini dilakukan agar segala sesuatunya berjalan dengan tepat. Sesuai dengan
apa yang direncanakan dan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada
beberapa tahap proses pengawasan antara lain:
1. Penetapan standard kegiatan
2. Penentuan pengukuran kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan.
5. Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu
Permasalahan yang
dihadapi oleh eksekutif dalam pengawasan karena harus melakukan koordinasi
terhadap tiga komunikasi, koordinasi, dan kerjasama sangatlah vital, sehingga diperlukan
sekali perhatian terhadap masa1ah orang dan cara pengawasan terhadapnya (cara
kerja dan sikapnya).
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
dunia usaha dalam bidang manajemen yaitu antara lain:
Ø kurang informasi mengenai data
produktivitas terutama melakukan perbaikan dan acap kali terdapat kekurangan
mampuan untuk merincikan hasil yang dicapai oleh manajem
Ø Berkembangnya manajemen partisipatif
sehingga menghendaki adanya tukar menukar informasi antara pimpinan dan
unsur-unsur manajemen formal dan informal untuk dapat memelihara industrial
peace dan antar perusahaan.
Ø Pertumbuhan jaminan komunikasi
memerlukan koordinasi secara intern dan antar perusahaan.
Ø Cepatnya terjadi perubahan sehingga
menghendaki kecepatan adaptasi bagi tenaga baru.Kemampuan adaptasi ini
bergantung dari sistem komunikasi manajemen.
2.3 Syarat Bagi Pengendalian
Pengendalian efektif membutuhkan tiga persyaratan dasar:
1.
Standards yang merefleksikan outcomes ideal
2.
Information yang menunjukkan adanya deviasi
antara actual & standard results
3.
Corrective
action bagi
semua deviasi antara actual & standard results
Tanpa standar, tidak dapat diketahui
situasi pembanding; dan tanpa provisi tindakan korektif, semua proses
pengendalian tidak bermakna.
2.4 Elemen Pengendalian
Dalam sistem pengendalian
terdapat empat elemen pokok yang saling berhubungan. Keempat elemen pokok
tersebut adalah:
1.
Kondisi atau
karakteristik yang dikendalikan
2.
Instrument atau metode
sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang dikendalikan.
3.
Kelompok, unit, atau
instrumen kendali yang akan membandingkan data yang diukur dengan pekerjaan
yang direncanakan dan mengarahkan mekanisme perbaikan untuk memenuhi kebutuhan.
4.
Kelompok atau
mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam sistem operasi.
2.5 Jenis-jenis Pengendalian
Ditinjau dari system
pelaksanaannya, pengendalian dapat diklasifikasikan system pengendalian umpan
balik, pengendalian umpan maju, dan pengendalian pencegahan seperti berikut :
1. Pengendalian Umpan Balik
Pengendalian ini memantau
operasi proses maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang
potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat
dilakukan untuk mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
2. Pengendalian Umpan Maju
Salah satu kelemahan utama
system pengendalian umpan balik adalah bahwa system tersebut tidak memberikan
peringatan suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.
Dampaknya penyimpangan yang memakan biaya besar dapat berlangsung terus atau
semakin buruk sebelum tindakan perbaikan yang efektif dilaksanakan. Hadirnya
sistem pengendalian umpan maju dengan maksud untuk bertindak secara langsung
pada permasalahan tersebut mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi lagi.
3. Pengendalian Pencegahan.
Dua sistem pengendalian yang
sudah dijelaskan diatas berfungsi secara ekstern terhadap proses yang sedang
dikendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan
apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Sebaliknya
sistem pengendalian pencegahan adalah kebijakan dan prosdur yang sebenarnya
merupakan bagian dari proses tersebut. Pengendalian pencegahan merupakan
pengendalian intern organisasi.
3.1
Metode
Pengendalian
Metode pengendalian dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis:
I. Precontrol
Ø Metode yang membantu manajer untuk
mengendalikan the acquisition of resources
Ø Jangkauan: organisasi memperoleh (acquire)
SDM, material, modal, dan sumber daya keuangan dari lingkungannya.
II. Concurrent
Ø Metode yang digunakan untuk membantu
manajer mengendalikan proses transformasi sumber daya (input)
Ø Jangkauan: organisasi mengubah (transform)
sumber daya melalui kegiatan produksi/operasional dan serangkan proses.
III. Postcontrol
Ø Metode yang digunakan untuk membantu
manajer mengendalikan creation of resources
Ø Jangkauan: organisasi menciptakan (create)
sumber daya dalam bentuk produk atau jasa (services)
3.2 Rancangan Proses pengendalian
Pada umumnya dalam organisasi,
proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer meliputi :
1.
Penetapan Hasil yang Diinginkan
Manajer harus menetapkan hasil
yang ingin dicapai sespesifik mungkin. Penerpan tujuan seperti meningktkan
produktivitas, menaikkan harga produk dan meningkatkan pelayanan pelanggan
terlihat kabur. Oleh karena itu, perlu dispesifikasikan menjadi meningkatkan
produktivitas sebesar 10 %, menaikkan harga pokok dari Rp5.000,- menjadi
Rp7.500,-, menyelesaikan setiap keluhan pelanggan, dan sebagainya. Disamping
itu hasil yang diinginkan hendaknya dihubungkan dengan individu yang
bertanggung jawab atas pencapaiannya. Demikian pula apabila individu yang
bersangkutan berhasil dalam pencapaian hasil, perlu dierikan imbalan yang
sesuai dengan tanggung jawab dan pengorbanannya.
2. Penentuan Prediktor
Hasil
Salah satu tugas penting dari
manajer yang akan merancang aktivitas pengendalian adalah menentukan sejumlah
indikator atau prediktor yang terhandal untuk setiap tujuannya. Indikator
peringatan awal yang dapat membantu manajer dalam mengestimasi apakah tujuan
yang ingin dicapai dapat terwujud atau tidak menurut Newman meliputi hal-hal
berikut:
§
Pengukuran Masukan
Suatu perubahan dalam masukan kunci akan memberikan isyarat
kepada manajer bahwa ia perlu mengadakan perubahan terhadap rencananya, atau
mengambil beberapa tindakan perbaikan.
§
Hasil Tahap Awal
Apabila hasil tahap awal ternyata lebih baik dari pada yang
diharapkan atau sebaliknya, mungkin perlu dilakukan penilaian kembali dan
tindakan yang tepat dapat diambil.
§
Gejala
Gejala adalah kondisi yang tampaknya berhubungan dengan
hasil akhir tetapi tidak langsung mempengaruhi hasil tersebut.
§
Perubahan dalam
Kondisi yang diasumsikan
Estimasi awal yang didasarkan atas anggapan bahwa kondisi
yang normal akan berlaku. Suatu perubahan yang tidak diharapkan, seperti
pengembangan produk aru oleh pesaing atau kekurangan bahan baku, akan
menunjukkan perlunya untuk mengevaluasi kembali taktik dan tujuan organisasi,
3. Penentuan Standar Atas
Predictor dan Hasil
Penentuan standar atas
prediktor dan hasil akhir merupakan suatu bagian penting dalam desain proses
pengendalian. Tanpa tolok ukur, manajer barangkali bereaki secara berlebihan
terhadap penyimpangan yang tidak berarti.
4. Penentuan Jaringan
Informasi dan Umpan Balik
Tahap ini adalah menentukan
sarana untuk mengumpulkan informasi mengenai predictor dan sarana untuk
membandingkan predictor dengan standar.
5. Penilaian Informasi dan Pengambilan Tindakan Perbaikan
Tahap ini menyangkut
pembandingan prediktor dengan standar, penetapan mengenai tindakan apa yang
perlu diambil, dan kemudian pengambilan tindakan tersebut.
3.3 Karakteristik Pengendalian yang Efektif
Efektifitas adalah kemampuan
untuk memilih sasaran yang tepat. Dengan demikian, pengendalian yang efektif
berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa
mentimpang dari system yang dianut sehingga tahapan yang dilalui benar. Secara
umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.
Akurat
Informasi atas kinerja harus
akurat. Ketidakakuratan data dari suatu system pengendalian dapat mengakibatkan
organisasi mengambil tindakan yag akan menemui kegagalan untuk memperbaiki
suatu permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.
2.
Tepat Waktu
Informasi harus dihimpun,
diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat waktunya guna
menghasilkan perbaikan.
3.
Objektif Dan
Komperehensip
Informasi dalam suatu system
pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang
menggunakannya. Maka objektif system pengendalian, makin besar kemungkinannya
bahwa individu dengan sadar dan efektif akan merespons informasi yang diterima,
demikian sebaliknya.
4.
Dipusatkan pada Tempat
Pengendalian Strategis
System pengendalian
strategis sebaiknya dipusatkan pada bidangnya yang paling banyak kemungkinan
akan terjadi penyimpangan dari standar, atau yang akan menimbulkan kerugian
yang paling besar.
5.
Secara Ekonomi
Realistic
Pengeluaran biaya harus ditekan seminimum mungkin sehingga
terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.
6.
Secara Organisasi
Realistic
System pengendalian harus
dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalnya, individu harus dapat
melihat hubungan antara tingkat kinerja yang harus dicapainya dan imbalan yang
akan menyusul kemudian.
7.
Dikoordinasikan dengan
Arus Pekerjaan organisasi
Informasi pengendalian perlu
untuk dikoordinasikan dengan arus pekerjaan diseluruh organisasi karena dua
alasan. Pertama, setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian
harus sampai pada semua orang yang perlu untuk menerimanya.
8.
Fleksibel
Pada setiap organisasi
pengendalian harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa sehingga
organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yan
merugikan atau memanfaatkan peluang baru.
9.
Preskriptif dan
Operasional
Pengendalian yang efektif
dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa yang perlu diambil setelah
terjadi penyimpangan dari standar.
10.
Diterima Para Anggota
Organisasi
Pengendalian tersebut harus
bertalian dengan tujuan yang berarti dan diterima
3.4 Proses
Pengendalian Manajemen
Proses Pengendalian Manajemen
yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian normal masih banyak
terjadi. Pengendalian Manajemen Formal merupakan tahap – tahap yang saling
berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1.
Pemrograman (
Programming )
Dalam tahap ini, suatu organisasi atau perusahaan menetukan
program – program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2.
Penganggaran
(Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini, program yang telah
direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu
periode tertentu. Biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan
anggaran – anggaran dari pusat pertanggungjwaban.
3.
Operasi dan akuntansi
(Operation and accounting)
Dalam tahap ini dilaksanakan pecatatan mengenai berbagai
sumber daya yang digunakan dari penerimaan – penerimaan yang dihasilkan.
Catatan dan biaya – biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan pusat – pusat tanggung jawabnya.
4.
Laporan dan analis
(reporting and analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena
menutup suatu siklus dari prose pengendalian manajemen agar data untuk proses
pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
3.5 Hambatan
dalam Sistem Pengendalian Manajemen dan cara Mengatasinya
Adapun hambatan – hambatan dalam system pengendalian adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata dalam suatu pengendalian manajemen tersebut.
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif
dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan
setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti cara - cara yang tidak konsisten
Cara Mengatasinya :
a. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan
proses Pengendalian adalah dengan maksud dasarnya.
b. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana
tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap
orang yang terlibat dalam proses pengendalian seharusnya tahu landasan apa yang
mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut
diintegrasikan dan dikoordinasikan.
c. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Konsistensi berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga
ke bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional
harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang
dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara
berkala.
d. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya.
Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan
tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengendalian
manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian
manajemen yang meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha pencapaian
tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak
efektif dan efisien. Untuk memastikan bahwa tujuan strategi organisasi dapat
tercapai maka suatu organisasi harus dikendalikan Sistem pengendalian
manajemenlah yang membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah
tujuan strateginya. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur
pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian
manajemen dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang ada
diantara unit-unit ini.
Secara
umum sistem pengendalian manajemen akan berpusat pada bermacam-macam jenis
pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen
meliputi hubungan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
4.2
Saran
Dengan
adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami Sistem Pengendalian
Manajemen beserta unsur – unsurnya. Dan apabila terdapat keselahan dan
kekurangan pada Makalah ini mohon dimaafkan karena tidak ada gading yang tak
retak dan tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan itu hanya milik sang
pencipta dan kekurangan hanya milik kita semua makhluknya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. B. Siswanto, M. Si, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara: --,
Manajemen, id.wikipedia.org
Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay, 2005, Manajement Control System,Salemba
Empat, Jakarta.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi
Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Hanafi,
Mamdu, Manajemen, Akademi manajemen perusahaan YKPN, Jogjakarta
: 1997