Jumat, 01 Maret 2013

Sistem Pengendalian Manajemen




TUGAS REFERENSI
TENTANGSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN





Disusun Oleh :
RADIANSYAH
NPM : D0B010006
Dosen Pembimbing :Drs. Purwaka, M.Lis



PROGRAM D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2011


 

 BAB I


PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemen adalah pengendalian. Pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai, dan apabila tidak dapat dicapai dicari factor penyebabnya, dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian juga dapat memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sistem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :
a. W = Work (Pekerjaan)
b. E = Employe (Tenaga Kerja)
c. R = Relationship (Hubungan)
d. E = Environment (Lingkungan)
Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena itu dalam Sistem Pengendalian Manajemen akan lebih mudah mencernanya kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi / perusahaan. Dari beberapa definsi diatas dapat dikatakan bahwa Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.

1.2 Rumusan Masalah
      Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah definsi dari Sistem Pengendalian Manajemen tersebut beserta unsur2 yang terdapat di dalam nya .

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian Manajemen tersebut beserta unsur2 yang terdapat di dalam nya.

1.4 Manfaat Penelitian
            Penelitian ini bermanfaat untuk :
  1. Memberikan masukan bahwa dengan adanya Sistem Pengendalian Manajemen, suatu organisasi dapat menuntun dan memotivasi usaha pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien.
2.      Mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan sehingga tidak terjadi kerugian yang diinginkan.
3.      Memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Pengendalian Sistem Manajemen
Sistem pengendalian manajemen merupakan hal yang tidak asing lagi untuk tidak dikenal ataupun dipergunakan oleh setiap organisasi, kelompok dll. Dimana adanya sistem pengendalian dianggap penting dalam sebuah organisasi, kelompok dll karena dengan adanya pengendalian mampu meminimalisir beberapa masalah yang kemungkinan besar terjadi, baik itu dilakukan oleh manusia maupun sistem(elektronik).
Menurut Robert sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat refetatif untuk melaksanakan sekelompok aktivitas. Dalam bukunya Suadi mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak, yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan. sedangkan dalam kamus ilmiah populer sistem memiliki arti cara yang teratur (untuk melakukan sesuatu).
Dari beberapa definisi diatas bahwa sistem merupakan suatu cara yang tepat dan teratur dalam satu kesatuan yang saling berintegrasi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan. Tentunya dalam sebuah sistem terdiri dari berbagai langkah kongrit yang akan digunakan oleh berbagai aktvitas. Hal ini yang membuat tujuan akan tercapai atau tidak. Semakin bagus sistem yang dipakai, maka semakin optimistis tujuan yang akan kita capai.
Pengendalian merupakan suatu proses yang mengarahkan, meluruskan dan menjadikan segala berjalan susuai tujuan yang telah ditetapkan. Hansen dan Mowen mengartikan pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, harapan dari pengendalian berupaya untuk menjadikan segala sesuatu tetap konsisten berada dijalannya dengan berbagai langkah-langkah yang dilakukan di dalamnya guna mencapai tujuan awal yang ditetapkan. Disisi lain, pengendalian merupakan sebuah alternatif yang dilakukan ketika pencapaian sebuah tujuan tidak sesuai dengan langkah-langkah awal yang dilakukan, sehingga perlu diluruskan dan dikendalikan.
Dari sudut pengendalian manajemennya, terdapat beberapa aktivitas vital pengendalian yang menjadi  fokus utamanya, yaitu:
1.            Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2.            Mengkordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi
3.            Mengkomunikasikan informasi
4.            Mengevaluasi informasi
5.            Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada
6.            Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan manajemen itu sendiri merupakan berbagai cara yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam buku pengantar manajemen menjelaskan, bahwa manajemen adalah suatu proses yang diawali dengan planning, organizing, actuating dan controling  yang dilakukan dalam sebuah organisasi atau kelompok dll untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak dipungkiri kalau pengertian dari manajemen cukup komperhenship dan saling terintegrasi antara satu elemen dengan elemen yang lain.
Maka, sistem pengendalian manajemen adalah cara representatif yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam mengajarahkan, meuruskan dan mengembalikan suatu aktivitas organisasi dengan pola yang beranikaragam untuk mencapai tujuan organisasi. Namun menurut Marciariello dan Kirby SPM sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.
Agar sistem pengendalian itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan awal, maka dibutuhkan empat elemen penunjang yang harus ada, yaitu:
1.      Detektor (Pelacak), merupakan sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dilakukan. Segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dapat diketahui dan terdeteksi. Sehingga ketika terjadi penyimpangan dan kesalahan diketahui dengan segera dan terselesaikan dengan cepat juga.
2.      Assesor (Penilai), suatu perangkat yang menentukan sifnifikasi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspedisi dari apa yang seharusnya terjadi. Yaitu adanya media yang dapat menilai sekaligus membandingkan kejadian-kejadian yang ditemukan dalam aktivitas sebuah perusahaan dengan prediksi yang kemungkinan akan terjadi dan dijadikan sebagai ancaman.
3.      Effector  (umpan balik), suatu perangkat yang mengubah perilaku jika assessor  mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan suatu hal. Maksudnya ketika perusahaan terdapat problem, maka ada sebuah langkah (alternatif solutif) yang harus dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi hal tersebut
4.      Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan antara derektor danassessor dan antara assessor dan affector. Suatu aktivitas sistematis yang dilakukan ketika terdapat sebuah permasalahan, maka secara langsung terdapat alternatif yang harus dilakukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Sehingga perjalan sistem pengendaliannya berjalan terintegrasi antara satu elemen dengan elemen lainnya.

2.2 Fungsi Pengendalian Manajemen
      Controlling  Secara harfiah ialah pengendalian. Secara kontekstual (dalam konteks manajemen) ialah suatu proses pemantauan dan pengambilan keputusan dari hasil pemantauan tersebut. Controlling ini dilakukan agar segala sesuatunya berjalan dengan tepat. Sesuai dengan apa yang direncanakan dan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
        Ada beberapa tahap proses pengawasan antara lain:
1. Penetapan standard kegiatan
2. Penentuan pengukuran kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
    penyimpangan-penyimpangan.
5. Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu
            Permasalahan yang dihadapi oleh eksekutif dalam pengawasan karena harus melakukan koordinasi terhadap tiga komunikasi, koordinasi, dan kerjasama sangatlah vital, sehingga diperlukan sekali perhatian terhadap masa1ah orang dan cara pengawasan terhadapnya (cara kerja dan sikapnya).
     Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia usaha dalam bidang manajemen yaitu  antara lain:
Ø  kurang informasi mengenai data produktivitas terutama melakukan perbaikan dan acap kali terdapat kekurangan mampuan untuk merincikan hasil yang dicapai oleh manajem
Ø  Berkembangnya manajemen partisipatif sehingga menghendaki adanya tukar menukar informasi antara pimpinan dan unsur-unsur manajemen formal dan informal untuk dapat memelihara industrial peace dan antar perusahaan.
Ø  Pertumbuhan jaminan komunikasi memerlukan koordinasi secara intern dan antar perusahaan.
Ø  Cepatnya terjadi perubahan sehingga menghendaki kecepatan adaptasi bagi tenaga baru.Kemampuan adaptasi ini bergantung dari sistem komunikasi manajemen.

2.3 Syarat Bagi Pengendalian
Pengendalian efektif membutuhkan tiga persyaratan dasar:
1.            Standards yang merefleksikan outcomes ideal
2.            Information yang menunjukkan adanya deviasi antara actual & standard results
3.            Corrective action bagi semua deviasi antara actual & standard results
 Tanpa standar, tidak dapat diketahui situasi pembanding; dan tanpa provisi tindakan korektif, semua proses pengendalian tidak bermakna.

2.4  Elemen Pengendalian
Dalam sistem pengendalian terdapat empat elemen pokok yang saling berhubungan. Keempat elemen pokok tersebut adalah:
1.      Kondisi atau karakteristik yang dikendalikan
2.      Instrument atau metode sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang dikendalikan.
3.      Kelompok, unit, atau instrumen kendali yang akan membandingkan data yang diukur dengan pekerjaan yang direncanakan dan mengarahkan mekanisme perbaikan untuk memenuhi kebutuhan.
4.      Kelompok atau mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam sistem operasi.

2.5  Jenis-jenis Pengendalian
Ditinjau dari system pelaksanaannya, pengendalian dapat diklasifikasikan system pengendalian umpan balik, pengendalian umpan maju, dan pengendalian pencegahan seperti berikut :
1. Pengendalian Umpan Balik
Pengendalian ini memantau operasi proses maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
2. Pengendalian Umpan Maju
Salah satu kelemahan utama system pengendalian umpan balik adalah bahwa system tersebut tidak memberikan peringatan suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti. Dampaknya penyimpangan yang memakan biaya besar dapat berlangsung terus atau semakin buruk sebelum tindakan perbaikan yang efektif dilaksanakan. Hadirnya sistem pengendalian umpan maju dengan maksud untuk bertindak secara langsung pada permasalahan tersebut mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi lagi.
3. Pengendalian Pencegahan.
Dua sistem pengendalian yang sudah dijelaskan diatas berfungsi secara ekstern terhadap proses yang sedang dikendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Sebaliknya sistem pengendalian pencegahan adalah kebijakan dan prosdur yang sebenarnya merupakan bagian dari proses tersebut. Pengendalian pencegahan merupakan pengendalian intern organisasi.

3.1  Metode Pengendalian
Metode pengendalian dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis:
I. Precontrol
Ø  Metode yang membantu manajer untuk mengendalikan the acquisition of resources
Ø  Jangkauan: organisasi memperoleh (acquire) SDM, material, modal, dan sumber daya keuangan dari lingkungannya.
II. Concurrent
Ø  Metode yang digunakan untuk membantu manajer mengendalikan proses transformasi sumber daya (input)
Ø  Jangkauan: organisasi mengubah (transform) sumber daya melalui kegiatan produksi/operasional dan serangkan proses.
III. Postcontrol
Ø  Metode yang digunakan untuk membantu manajer mengendalikan creation of resources
Ø  Jangkauan: organisasi menciptakan (create) sumber daya dalam bentuk produk atau jasa (services)



3.2  Rancangan Proses pengendalian
Pada umumnya dalam organisasi, proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer meliputi :
1. Penetapan Hasil yang Diinginkan
Manajer harus menetapkan hasil yang ingin dicapai sespesifik mungkin. Penerpan tujuan seperti meningktkan produktivitas, menaikkan harga produk dan meningkatkan pelayanan pelanggan terlihat kabur. Oleh karena itu, perlu dispesifikasikan menjadi meningkatkan produktivitas sebesar 10 %, menaikkan harga pokok dari Rp5.000,- menjadi Rp7.500,-, menyelesaikan setiap keluhan pelanggan, dan sebagainya. Disamping itu hasil yang diinginkan hendaknya dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas pencapaiannya. Demikian pula apabila individu yang bersangkutan berhasil dalam pencapaian hasil, perlu dierikan imbalan yang sesuai dengan tanggung jawab dan pengorbanannya.
2. Penentuan Prediktor Hasil
Salah satu tugas penting dari manajer yang akan merancang aktivitas pengendalian adalah menentukan sejumlah indikator atau prediktor yang terhandal untuk setiap tujuannya. Indikator peringatan awal yang dapat membantu manajer dalam mengestimasi apakah tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud atau tidak menurut Newman meliputi hal-hal berikut:
§  Pengukuran Masukan
Suatu perubahan dalam masukan kunci akan memberikan isyarat kepada manajer bahwa ia perlu mengadakan perubahan terhadap rencananya, atau mengambil beberapa tindakan perbaikan.

§  Hasil Tahap Awal
Apabila hasil tahap awal ternyata lebih baik dari pada yang diharapkan atau sebaliknya, mungkin perlu dilakukan penilaian kembali dan tindakan yang tepat dapat diambil.
§  Gejala
Gejala adalah kondisi yang tampaknya berhubungan dengan hasil akhir tetapi tidak langsung mempengaruhi hasil tersebut.
§  Perubahan dalam Kondisi yang diasumsikan
Estimasi awal yang didasarkan atas anggapan bahwa kondisi yang normal akan berlaku. Suatu perubahan yang tidak diharapkan, seperti pengembangan produk aru oleh pesaing atau kekurangan bahan baku, akan menunjukkan perlunya untuk mengevaluasi kembali taktik dan tujuan organisasi,
3. Penentuan Standar Atas Predictor dan Hasil
Penentuan standar atas prediktor dan hasil akhir merupakan suatu bagian penting dalam desain proses pengendalian. Tanpa tolok ukur, manajer barangkali bereaki secara berlebihan terhadap penyimpangan yang tidak berarti.
4. Penentuan Jaringan Informasi dan Umpan Balik
Tahap ini adalah menentukan sarana untuk mengumpulkan informasi mengenai predictor dan sarana untuk membandingkan predictor dengan standar.
5. Penilaian Informasi dan Pengambilan Tindakan Perbaikan
Tahap ini menyangkut pembandingan prediktor dengan standar, penetapan mengenai tindakan apa yang perlu diambil, dan kemudian pengambilan tindakan tersebut.




3.3  Karakteristik Pengendalian yang Efektif
Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Dengan demikian, pengendalian yang efektif berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa mentimpang dari system yang dianut sehingga tahapan yang dilalui benar. Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.      Akurat
Informasi atas kinerja harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu system pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan yag akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.
2.      Tepat Waktu
Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat waktunya guna menghasilkan perbaikan.
3.      Objektif Dan Komperehensip
Informasi dalam suatu system pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. Maka objektif system pengendalian, makin besar kemungkinannya bahwa individu dengan sadar dan efektif akan merespons informasi yang diterima, demikian sebaliknya.
4.      Dipusatkan pada Tempat Pengendalian Strategis
System pengendalian strategis sebaiknya dipusatkan pada bidangnya yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar, atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar.

5.      Secara Ekonomi Realistic
        Pengeluaran biaya harus ditekan seminimum mungkin sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.
6.      Secara Organisasi Realistic
System pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalnya, individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat kinerja yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian.
7.      Dikoordinasikan dengan Arus Pekerjaan organisasi
Informasi pengendalian perlu untuk dikoordinasikan dengan arus pekerjaan diseluruh organisasi karena dua alasan. Pertama, setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua orang yang perlu untuk menerimanya.
8.      Fleksibel
Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yan merugikan atau memanfaatkan peluang baru.
9.      Preskriptif dan Operasional
Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa yang perlu diambil setelah terjadi penyimpangan dari standar.
10.  Diterima Para Anggota Organisasi
Pengendalian tersebut harus bertalian dengan tujuan yang berarti dan diterima


3.4 Proses Pengendalian Manajemen
Proses Pengendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian normal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen Formal merupakan tahap – tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1.      Pemrograman ( Programming )
Dalam tahap ini, suatu organisasi atau perusahaan menetukan program – program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2.      Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini, program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu. Biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran – anggaran dari pusat pertanggungjwaban.
3.      Operasi dan akuntansi (Operation and accounting)
Dalam tahap ini dilaksanakan pecatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dari penerimaan – penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya – biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat – pusat tanggung jawabnya.
4.      Laporan dan analis (reporting and analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari prose pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.

3.5 Hambatan dalam Sistem Pengendalian Manajemen dan cara Mengatasinya
Adapun hambatan – hambatan dalam system pengendalian adalah :
1.      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata dalam suatu pengendalian manajemen tersebut.
2.      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4.      Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.      Ada beberapa rencana yang diikuti cara - cara yang tidak konsisten
Cara Mengatasinya :
a.       Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses Pengendalian adalah dengan maksud dasarnya.
b.      Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses pengendalian seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
c.       Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Konsistensi  berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala.
d.      Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP

4.1   Kesimpulan
Pengendalian manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen yang meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien. Untuk memastikan bahwa tujuan strategi organisasi dapat tercapai maka suatu organisasi harus dikendalikan Sistem pengendalian manajemenlah yang membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah tujuan strateginya. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang ada diantara unit-unit ini.
Secara umum sistem pengendalian manajemen akan berpusat pada bermacam-macam jenis pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi  hubungan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
4.2   Saran
Dengan adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami Sistem Pengendalian Manajemen beserta unsur – unsurnya. Dan apabila terdapat keselahan dan kekurangan pada Makalah ini mohon dimaafkan karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan itu hanya milik sang pencipta dan kekurangan hanya milik kita semua makhluknya.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. B. Siswanto, M. Si, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara: --, Manajemen, id.wikipedia.org
Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay, 2005, Manajement Control System,Salemba Empat, Jakarta.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Hanafi, Mamdu, Manajemen, Akademi manajemen perusahaan YKPN, Jogjakarta :  1997