Tugas artikel
Tentang
jaringan perpustakaan dan
Jaringan
informasi
Disusun Oleh :
RADIANSYAH
NPM : D0B010006
Dosen Pembimbing : Nanik Rahmawati
S.Sos M.Hum
PROGRAM D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
PERPUSTAKAAN SEBAGAI LAYANAN JARINGAN
INFORMASI
Oleh: Ir. Nanan Hasanah, MSc.
dan
Drs. Mahmudin, SIP
Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung
November 6th, 2009 ·
Pendahuluan
Jaringan informasi atau jaringan kerjasama informasi (information network) adalah suatu sistem
terpadu dari badan-badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi,
seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, dan pusat
informasi dengan tujuan menyediakan pemasukan data yang relevan tanpa memperhatikan
bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat pemakai. Secara umum,
jaringan informasi dapat dibagi atas jaringan informasi yang berorientasi pada
satu atau beberapa bidang, yang berorientasi pada satu tugas atau misi, dan
berorientasi pada suatu bidang khusus, misalnya jaringan informasi ilmu
eksakta, ilmu alam, teknologi, ilmu-ilmu sosial, dan lintas bidang.
Tersebarnya
sumber informasi yang tersedia dalam berbagai format dan keterbatasan dana
menyebabkan perpustakaan tidak dapat memberikan kepuasan bagi penggunanya.
Tetapi, masalah ledakan informasi, juga kebutuhan users yang berubah,
keterbatasan dana perpustakaan, devaluasi keuangan dapat diatasi dengan resource sharing. Profesional
perpustakaan perlu mengeksplore pilihan untuk memperluas akses users ke sumber
informasi dengan membangun kerjasama dengan perpustakaan lokal lain yang
mempunyai koleksi yang sama. Penataan kolaborasi memungkinkan patron mengakses
informasi yang dipunyai oleh perpustakaan lain.
Pada
mulanya suatu pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sangat
mengandalkan sumber daya alam, namun sejalan dengan perkembangan dunia modern
pola pembangunan seperti ini tidak lagi menjadi model. Model yang penting adalh
meningkatkan kekuatan sumberdaya melalui peningkatan pengetahuan dan akses
informasi dimana salah satu sarananya adalah perpustakaan.
Roger
Bacon, pemikir ulung abad menengah,mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
kekuatan.Karena perpustakaan merupakan tempat terakumulasinya ilmu pengetahuan,
maka perpustakaanpun merupakan kekuatan. Bagi sekolah dasar sampai sekolah
menengah, perpustakaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pendidikan (proses belajar mengajar). Sedangkan bagi perguruan tinggi,
perpustakaan merupakan jantungnya universitas. Tanpa mempunyai perpustakaan
yang baik, mustahil perguruan tinggi dapat menjalankan misinya dengan baik.
Kualitas pendidikan dan riset sangat tergantung antara lain kepada kemampuan
perpustakaannya.
Pada
dasarnya tidak ada satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan
tersebut, yang mampu mengumpulkan semua informasi yang dihasilkan oleh para
ilmuwan dan para penulis di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang
paling spesifik sekalipun. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau
pusat-pusat informasi selalu berusaha untuk menjalin kerjasama dengan
perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain yang ada. Pengertian kerjasama
antar perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau
lebih. Ada beberapa faktor yang mendorong kerjasama antarperpustakaan, yaitu:
§
Adanya
peningkatan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan membawa pengaruh semakin
banyak karya tulis baik dalam buku tercetak maupun dalam bentuk elektronik (e-books) yang diproduksi orang tentang
pengetahuan tsb.
§
Meluasnya
kegiatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi
mendorong semakin banyaknya dan semakin beraneka-ragamnya permintaan pemakai
yang dari hari ke hari semakin banyak memerlukan informasi.
§
Kemajuan
dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri dan
perdagangan serta perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan keterampilan
dan teknik baru. Keterampilan ini antara lain dapat diperoleh dari membaca.
§
Berkembangnya
kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas
internasional, kedua hal tersebut mendorong informasi mutakhir mengenai negara
asing.
§
Berkembangnya
teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/
ICT), terutama dalam bidang komputer dan telekomunikasi, memungkinkan
pelaksanaan kerjasama berjalan lebih cepat dan lebih mudah, bahkan lebih murah.
§
Tuntutan
masayarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama. Selama ini merupakan
suatu kenyataan bahwa masyarakat pemakai informasi di kota besar memperoleh
layanan informasi lebih baik dari pemakai yang tinggal di daerah terpencil.
§
Kerjasama
memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, sumberdaya manusia dan waktu.
Pada dasarnya perpuskaaan adalah perpaduan antara manusia,
tempat/fasilitas dan informasi yang tak bisa dipisahkan, karena satu dengan
yang lainnya saling ketergantungan. Manusia yaitu pengolah dan pemakainya.
Tempat/fasilitas merupakan sarana yang digunakan manusia untuk melakukan
transaksi informasi. Banyak terutama pengguna yang tak mengetahui tentang
peranan perpustakaan. Mereka mengira perpustakaan hanya tempat untuk menyimpan
dan memperoleh buku, majalah jurnal dan koleksi yang lain. Mereka tidak berfikir
tentang berbagai macam layanan yang disediakan oleh perpustakaan, misalnya
memberi petunjuk tentang letak koleksi, melakukan layanan peminjam,
penyediaan data, menjawab referensi, dll.
Adanya
perkembangan bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat dan
perangkat dan sistim komputer, internet. Dengan bantuan internet, seorang
pencari informasi diperpustakaan bisa secara langsung mengakses beragam
informasi yang dibutuihkannya di tempat-tempat atau diperpusakaan mana saja
yang ada dalam sisitim jaringan yang mampu menampilkan lebih banyak keragaman
koleksi serta dengan tampilan yang menarik.
MENINGKATKAN
LAYANAN PERPUSTAKAAN
Informasi
menjadi bagian yang sangat penting dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia.
Informasi menjadi media komunikasi ide, menjadi bahan sumber penelitian, dan
pengembangan bidang-bidang yang menawarkan banyak kemudahan bagi manusia.
Perpustakaan berupaya menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi guna
dimanfaatkan seluas mungkin oleh segaian besar anggota masyarakat yang
membutuhkannya dan setiap pengguna informasi dengan cepat dan tepat bisa
mendapatkan informasi tersebut dengan layanan informasi yang akan diberikan
kepada pengguna informasi perpustakaan harus menyiapkan diri dengan :
- Mempunyai persediaan informasi
dan sumber-sumber informasi yang multi tujuan, memadai, dan berfariasi,
baik dalam isi, format, maupun ukurannya.
- Mengkoordinasikan dan
menawarkan pelayanannya dengan konsep layanan terhantar tidak hanya
menunggu pengguna datang keperpustakaan
- Memperbanyak jumlah pengguna
sebagai komoditas
PERKEMBANGAN
PELAYANAN PERPUSTAKAAN
Kegiatan
pelayanan perpustkaan meliputi :
- Layanan pengguna
- Bimbingan
pemakai untuk anggota baru
- Bimbingan
untuk anggota
- Sirkulasi
- Referensi
- Layanan
majalah dan terbitan periodik
- Layanan
penelusuran informasi, meliputi :
- Penelurusan
katalog
- Penelurusan
internet
- Layanan
multi media
Layanan
baru yang akan diluncurkan :
Perpustakaan
memberikan pelayanan kepada mereka di`rumah-rumah kediamannya yang dikhususkan
kepada meraka yang secara fisik maupun psikologi mengalami kesulitian jika
harus datang keperpustakaan.
Contoh
: cacat fisik, orang yang sudah berusia lanjut
ORGANISASI
LAYANAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan
yang baik selalu memiliki bagian yang bertanggung jawab terhadap pelayanan
informasi, bahkan bagian ini sering dijadikan bagian formal yang masuk kedalam
stuktur organisasinya. Organisasi termasuk perpustakaan harus selalu peka
terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan
siapa organisasi berinteraksi. Berbagai kelompok tersebut dikenal dengan
istilah “ pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) seperti para pemberi
mandat atau para penyandang dana, para pustakawan dan staf perpustakaan untuk
dikelola oleh para kepala perpustakaan menjadi “shareholder”. Dengan demikian
para pengelola perpustakaan dituntut untuk melakukan “perubahan cara pandang”
terhadap sistim organisasi atau bilamana perlu melakukan “pengembangan
organisasi dan manajemen perpustakaan” untuk meningkatkan efektifitas,
efesiensi dan kemampuan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berubah. Dengan demikian, pengembangan perpustakaan dimasa depan tidak
hanya dengan menerapkan teknologi informasi, perlu juga diikuti oleh penerapan
palayanan yang lebih baik.
NILAI
BARU PELAKSANAN LAYANAN PERPUSTAKAAN
Nilai
baru perputakaan untuk pengguna informasi :
- Pemanfaatan sumber informasi
Perpustakaan
memberikan jasa layanan pemanfaatan segala koleksi yang dimilikinya kepada
segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.
- Layanan jasa informasi rujukan
Perpustakaan
memberikan layanan rujukan (referensi) kepada masyarakat yang membutuhkan
informasi dengan jawaban spesifik palayanan rujukan merupakan proses komunikasi
antar pustakawan dan penggunanya.
- Layanan informasi melalui
komputer dan internet
Melalui
program internet dapat mengakses informasi dimanapun didunia ini yang telah
terhubungkan dalam sistim jaringan yang dimaksud dan dapat melihat informasi
apa saja yang ada disuatu perpustakaan tertentu, dan jika cocok dapat
mengambilnya melalui komputer.
- Kerja sama antar perpustakaan
Saling
tukar informasi mengenai tambahan koleksi, saling tukar koleksi, saling
meminjan koleksi yang sesuai dengan permintaan.
BIBLIOGRAPHY
/ SARAN PEMBACA
- Foto copy
Seseorang
bisa meminta menfoto copy suatu artikel, buku, dll
- Peminjam pustaka tidak lagi
dibatasi oleh koleksi perpustakaan setempat, tetapi mendunia (karena
pustaka berupa berkas elektronis) untuk menyalin isi pustaka elektronis
(CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke kedisket/
flas dist milik pengguna.
MOTO
Salah
satu komponen penting dari perpustakaan adalah pustakawan, komponen ini sangat
diperlukan untuk memberi layanan (jasa) kepada pengguna perpustakaan.
Pelayanannya yang bertingkat mulai dari manual sampai dengan digital. Setiap
anggota masyarakat mempunyai hak yang setara keperpustakaan dan layanan
informasi umum tampa mempermasalahkan usia, ras, jenis kelamin, agama ,
kewarnegaraan, bahasa, kecatatan, letak goegrafis, status sosial, status
ekonomi dan tingkat pendidikan.
Dengan
moto “perpustakaan sebagai layanan jasa informasi” dengan demikian pengguna
perpustakaan bisa mengakses pengetahuan, informasi dan karya imajinasi melalui
berbagai sumber daya dan pelayanan perpustakaan. Perpustakaan berperan sebagai
titik akses pertama untuk informasi bagi masyarakat umum dan akses ke sistim
nasional pelayanan perpustakaan dan informasi.
Pengertian kerjasama jaringan perpustakaan
Pengertian
kerjasama antarperpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan
atau lebih. Disamping konsep kerjasama berkembang pula konsep jaringan
(network) dimana selain melibatkan perpustakaan juga melibatkan organisasi lain
yang berkecimpung dalam bidang-bidang informasi seperti pusat informasi, pusat
dokumentasi, clearing house, pusat rujukan,pusat analisa informasi dan
lain-lain (Sulystio-Basuki, 1992).
Bentuk kerjasama
Bentuk
kerjasama perpustakaan yang lazim dilakukan antara lain adalah:
- Kerjasama pengadaan
Kerjasama ini dilakukan oleh beberapa perpustakaan saling
bekerjasama dalam pengadaan bahan pustaka (buku). Masing-masing perpustakaan
bertanggungjawab atas kebutuhan informasi pemakainya dengan memilih buku atas
dasar permintaan pemakainya atau berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas
keperluan pemakainya. Buku-buku kebutuhan pemakai tadi pengadaannya dilakukan
bersama oleh perpustakaan yang ditunjuk sebagai koordinator kerjasama.
Penempatan koleksi dilakukan di masing-masing perpustakaan yang memesan buku
tersebut, namun buku-buku tersebut dapat digunakan secara bersama oleh pemakai
masing-masing perpustakaan.
- Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
Kerjasama pertukaran dilakukan dengan cara penukaran
publikasi badan induk perpustakaan tersebut dengan perpustakaan lain tanpa
harus membeli. Cara ini biasa dilakukan untuk mendapatkan publikasi yang tidak
dijual atau publikasi yang sulit dilacak di toko-toko buku. Pertukaran ini
biasanya dilakukan dengan prinsip seleksi pustaka.
- Kerja sama pengolahan
Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama
untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan
berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya. Pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan,
pengklasifikasian, pemberian label buku, kartu buku dan lain-lain) dikerjakan
oleh satu perpustakaan yang menjadi koordinator kerjasama.
- Kerja sama penyediaan fasilitas
Bentuk kerjasama ini mungkin terasa janggal bagi
perpustakaan di negara maju karena perpustakaan mereka umumnya selalu terbuka
untuk dipakai oleh pemakai umum. Dalam
bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi pengguna
perpustakaan lainnya. Perpustakaan biasanya menyediakan fasilitas berupa
kesempatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa perpustakaan seperti
penelusuran, informasi kilat, penggunaan mesin fotokopi, namun tidak membuka
kesempatan untuk meminjam. Biasanya peminjaman buku untuk peminjam bukan
anggota dilakukan dengan menggunakan fasilitas pinjam antar perpustakaan.
- Kerja sama pinjam antar perpustakaan
Bentuk kerjasama ini dilakukan karena pengguna
perpustakaan lain tidak boleh meminjam koleksi perpustakaan lain. Sebagai
gantinya maka perpustakaannya yang meminjamkan buku dari perpustakaan lain
kemudian perpustakaan perpustakaan tersebut meminjamkan kepada pemakainya. Yang
bertanggungjawab terhadap peminjaman buku tersebut adalah perpustakaan yang
meminjam.
- Kerja sama antar pustakawan
Kerjasama ini dilakukan antar pustakawan untuk memecahkan
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pustakawan. Bentuk kerjasama ini
berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan,
kursus penyegaran untuk pustakawan dan lain-lain.
- Kerja sama penyusunan katalog induk
Dua perpustakaan atau lebih menyusun katalog perpustakaan
secara bersama-sama. Katalog tsb berisi keterangan tentang buku yang dimiliki
oleh perpustakaan peserta kerjasama disertai dengan keterangan mengenai lokasi
buku tsb. Kerjasama seperti ini bukan hal baru di Indonesia. Bahkan beberapa
katalog induk sudah banyak yang diterbitkan secara nasional, antara lain
beberapa diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI.
- Kerja sama Pemberian Jasa dan Informasi
Bentuk kerjasama ini adalah dilakukan oleh dua atau lebih
perpustakaan yang sepakat untuk bekerjasama saling memberikan jasa informasi.
Salah satu bentuk kerjasama ini adalah pinjam antar perpustakaan, jasa
penelusuran, dan jasa fotokopi. Kerjasama seperti ini melibatkan semua
sumberdaya yang ada di perpustakaan. Jadi tidak terbatas pada pinjam antar
perpustakaan saja.
JARINGAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan Masa Depan
Dengan
kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) perpustakaan akan dan harus
mengubah wajahnya di masa depan. Kecanggihan TIK membuka peluang bagi setiap
unsur masyarakat untuk dapat berhubungan langsung dengan sumber informasi tanpa
bantuan perpustakaan. Pengguna tsb
bahkan dapat menjadi sumber informasi dan menjalin informasi pribadinya dengan
sumber informasi yang tidak terbatas. Untuk menjawab tantangan perkembangan TIK
ini, maka perpustakaan harus mengubah wajahnya. Ratnawati mengutip Spies (2000)
mengenai kunci pemberdayaan perpustakaan di abad teknologi yaitu terletak kepada kemampuannya dalam
mengidentifikasi, mengantisipasi dan menanggapi dengan cepat perubahan
kebutuhan pengguna. Ada tujuh
pertanyaan guna melihat kesiapan perpustakaan berperan di masa depan (dan ini
juga menyangkut kesiapan membangun jejaring) yaitu:
1. Bagaimana
ketersediaan jaringan di perpustakaan anda?
Internet menjadi model komunikasi global yang mampu
mengintegrasikan telepon, televisi (dan komputer, penulis) dan merangsang
tumbuhnya inovasi. Partisipasi perpustakaan dalam jaringan global menjadi
penting untuk mengembangkan jasanya.
2. Sampai
sejauh mana kecepatan perpustakaan anda?
Teknologi memungkinkan suatu produk baru diluncurkan ke
seluruh dunia pada saat yang bersamaan. Kecepatan dan kesiapan seperti itu
selanjutnya akan menentukan pemanfaatan jasa perpustakaan.
3. Apakah
perpustakaan anda menghasilkan pengetahuan?
Ini mengukur sejauh mana perpustakaan memanfaatkan
jaringannya. Tergabung dalam jaringan memang penting. Tapi hal itu belum cukup,
perpustakaan perlu mengumpulkan pengetahuan dan menyebarkannya secara efektif.
Pengetahuan diramu dengan kreativitas, menjadi modal utama perpustakaan masa
depan.
4. Apakah
perpustakaan anda tertarik untuk terbuka?
Sistem global dewasa ini mendudukan keterbukaan sebagai
prinsip dasar yang tidak dapat ditawar. Perpustakaan yang bertahan tidak
mengadopsi sistem terbuka akan ditinggalkan oleh pengguna dan terancam
keberlangsungannya.
5. Sejauh
mana perpustakaan anda menjalin kemitraan?
Jaringan informasi dunia membuat perpustakaan kewalahan
bila harus mengoleksinya sendiri. Kerjasama dan saling ketergantungan manjadi
alternatif bagi perpustakaan. Dalam skala nasional dan internasional,
perpustakaan perlu mengadakan kerjasama dalam penyimpanan, akses dan
penelusuran kembali.
6. Bagaimana
manajemen perpustakaan anda?
Struktur perpustakaan harus diubah demi menanggapi
perubahan perilaku pengguna. Pemberdayaan staf perpustakaan dengan peningkatan
keterampilan serta pembagian wewenang untuk mengambil keputusan akan
menciptakan kerjasama yang baik dalam melayani pengguna.
7. Sampai
seberapa berat perpustakaan anda?
Semakin banyak pengetahuan dan penerapan teknologi
informasi, sebuah perpustakaan semakin ringan. Pengetahuan disini mewakili
informasi yang bukan lagi sekedar data mentah, tetapi melewati suatu seleksi
dan pengolahan sehingga lebih padat dan berbobot. Teknologi informasi
memberikan kemudahan untuk memperkecil koleksi fisik namun menambah bobot
isinya. Dengan demikian produktivitas perpustakaan baik.
Dari tujuh
pertanyaan Spies tersebut empat diantaranya berupa kegiatan kerjasama
perpustakaan (yaitu pertanyaan 1, 2, 3 dan 5). Kegiatan tersebut dikaitkan dengan teknologi maju (TIK)
seperti internet dan komunikasi. Jika
perpustakaan ingin maju dan dibutuhkan oleh pemakainya, maka perpustakaan harus
berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat penggunanya.
Alat-Alat Penunjang
Dalam
melaksanakan kerjasama-kerjasama di atas, diperlukan alat-alat penunjang, yang
untuk pembuatannya dapat juga dilakukan melalui kerjasama antara lain:
1. Penerbitan
direktori perpustakaan
Direktori perpustakaan yang memuat alamat dari
masing-masing perpustakaan akan memudahkan berkomunikasi antarperpustakaan yang
satu dengan perpustakaan yang lain. Penerbitan direktori dapat dilakukan oleh
perpustakaan yang menjadi focal point
dari kerjasama atau jaringan tersebut.
2. Penerbitan
dan pertukaran daftar tambahan koleksi baru
Daftar tambahan koleksi baru masing-masing perpustakaan
dapat memberi informasi kepada pemakai masing-masing perpustakaan. Pertukaran
daftar tambahan koleksi ini akan sangat berguna bagi semua anggota untuk
mengetahui koleksi terbaru dari suatu perpustakaan yang menjadi anggota
kerjasama atau jaringan tanpa ybs datang ke perpustakaan tsb. Penerbitan daftar tambahan koleksi ini bisa dalam bentuk
publikasi elektronik.
3. Penyusunan
katalog induk
Penyusunan katalog induk secara manual memang memerlukan
waktu dan biaya yang cukup besar. Namun
dengan berkembangnya teknologi komputer, penyusunan katalog dapat dipermudah
dan menjadi murah. Pengiriman daftar pustaka baru dapat ditingkatkan dengan
mengirim data dalam bentuk disket, untuk diolah lebih lanjut membentuk suatu
pangkalan data bersama. Dari pangkalan data induk tersebut, dapat dihasilkan
katalog induk gabungan dalam format, media maupun cakupan yang dikehendaki,
sehingga dapat memudahkan tiap perpustakaan dan pengguna dalam melokalisir
suatu data bibliografis. Bahkan pangkalan data ini dapat tetap disimpan di
servernya masing-masing perpustakaan dan mesin pencari (search engine) dapat mencarinya. Sistem jejaring seperti ini sering disebut dengan distributed Server.
4. Pengedaran
Daftar Pustaka yang akan disumbangkan/ditukarkan.
Penyusunan dan pengedaran daftar pustaka ditukarkan yang
hendak disumbangkan/ditukarkan agar masing-masing perpustakaan dapat mengetahui
dan memperoleh bahan pustaka yang sesuai, tiap perpustakaan anggota perlu
menyusun dan menyebarkan daftar pustaka yang dapat diberikan.
5. Penyusunan
stándar
Pembinaan berbagai stándar untuk keseragaman dan
kelancaran kegiatan komunikasi antar perpustakaan. Dalam suatu usaha kerjasama,
untuk menyederhanakan prosedur, diperlukan keseragaman antara lain dalam format
formulir, biaya, penentuan klasifikasi, peraturan katalogisasi, format data
dsb. Pedoman-pedoman untuk standarisasi untuk maksud di atas perlu dibuat atau
disepakati untuk dipakai bersama.
6. Pembinaan
tenaga pustakawan
Kerjasama antara dua belah pihak tak dapat berjalan
lancar jika tak didukung dengan sistem pengelolaan perpustakaan yang baik dari
masing-masing perpustakaan. Sedangkan pengelolaan perpustakaan sangat
tergantung pada sumber daya manusianya. Program-program kerjasama dalam
pembinaan sumberdaya manusia dapat dilaksanakan, baik dalam bentuk pendidikan,
penataran, seminar, lokakarya, magang, pendidikan formal, maupun dalam bentuk
peminjaman tenaga perpustakaan yang kompeten pada perpustakaan yang lemah.
Dalam era
Internet, bentuk-bentuk kerjasama seperti tertera dalam point 1-5 tidak lagi
perlu dikerjakan, karena melalui jaringan ini, masing-masing perpustakaan dapat
mengakses perpustakaan lain, tanpa perlu mengadakan suatu kerjasama, asalkan
informasi perpustakaan yang akan diakses telah tergabung dalam Internet.
Syarat-syarat kerjasama
Dalam
mengadakan kerjasama, menurut Arlinah (2002), ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan oleh masing-masing anggota kerjasama agar kerjasama dapat berjalan
dengan langgeng dan membawa manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang
terlibat, yaitu antara lain:
1.
Kesadaran,
kesediaan, dan tanggungjawab untuk memberi maupun untuk menerima permintaan
serta mentaati setiap peraturan, mekanisme maupun harga yang dibuat bersama,
yang dituangkan baik dalam bentuk perjanjian tertulis maupun lisan
2.
Memiliki
koleksi pustaka yang terorganisir dengan baik dan siap pakai
3.
Memiliki
katalog perpustakaan
4.
Memiliki
penanggungjawab dan tenaga yang dapat membimbing pengguna dalam mendayagunakan
pustaka secara bersama
5.
Memiliki
peraturan / tata tertib perpustakaan.
6.
Memiliki
mesin fotokopi maupun peralatan lain yang dibutuhkan sebagai sarana dalam
reproduksi dan telekomunikasi.
Faktor-faktor penting
Selanjutnya
Arlinah (2002) mengatakan bahwa dalam menuangkan kesepakatan-kesepakatan baik
tertulis maupun lisan perlu diperhatikan faktor-faktor sbb:
- Alasan dan tujuan kerjasama
- Ruang lingkup kerjasama
- Siapa saja yang ikut terjaring
- Kapan kerjasama mulai dilaksanakan dan diakhiri
- Bagaimana hubungan antar anggota yang ikut dalam
kerjasama
- Bagaimana pembagian kerjanya supaya tidak terjadi
duplikasi
- Bagaimana prosedur kerjanya serta perlengkapan apa
saja yang diperlukan
- Bagaimana pembiayaannya
- Kemungkinan penggunaan teknologi canggih
Hambatan dan Penanggulangan
Beberapa
hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan dalam usaha mengadakan kerjasama antar
perpustakaan dikemukakan oleh Arlinah (2002) dan Sulistyo-Basuki (1992).
Beberapa kelemahan tersebut antara lain adalah sbb:
1. Sarana
dan Prasarana
Salah satu kelemahan dalam perpustakaan adalah kurang
tersedianya sarana dan prasarana yang baik yang dapat menunjang kelancaran
komunikasi diantara anggota peserta kerjasama. Dianjurkan bagi tiap
perpustakaan anggota kerjasama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk
masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana
komunikasi seperti telepon, komputer, facsimil, mesin fotokopi, koneksi ke
internet dsb. Bila belum ada, untuk sementara waktu, perpustakaan dapat mencari
jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit lain yang memiliki.
2. Koleksi
Dana yang terbatas dari perpustakaan, membuat
perpustakaan tak dapat membangun koleksi yang memadai. Beberapa usaha yang
dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan
sumbangan alumni, atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan
peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri. Lalu secara bertahap
perpustakaan dapat meyakinkan pimpinan induk untuk, paling tidak menyediakan
anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga ybs.
3. Tenaga
Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun
sikap mental, dapat menghambat lancarnya kerjasama. Untuk mengatasi hal ini,
perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui
pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding,
pertemuan-pertemuan ilmiah dsb.
4. Kurang
dipahaminya manfaat kerjasama
Banyak perpustakaan maupun pimpinan lembaga induk yang
kurang menyadari manfaat kerjasama sehingga kurang memberi dukungan dalam
pelaksanaan kerjasama. Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan
informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerjasama, sehingga dapat memperoleh
dukungan dari pimpinan.
5. Dana
Dana yang terbatas dan tidak menentu menjadi suatu
masalah yang umum diantara banyak perpustakaan, terutama di Indonesia, sehingga
perpustakaan tak dapat mengembangkan perpustakaan, termasuk pelayanan dan
koleksi pustaka yang dapat menunjang program lembaga induknya. Dengan
meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan
anggaran, diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang
cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
6. Kurang
adanya informasi antar perpustakaan
Walaupun perpustakaan adalah lembaga yang bergerak di
bidang informasi, justru seringkali pertukaran informasi jarang terlaksana
sehingga masing-masing perpustakaan tidak mengetahui keadaan dan perkembangan
perpustakaan lain, sehingga kurang dapat memanfaatkan potensi dari
perpustakaan-perpustakaan lain. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya
pertemuan-pertemuan berkala secara rutin, agar dapat membina hubungan, serta
berbagi pengalaman dan informasi. Penerbitan publikasi resmi seperti majalah,
buletin, daftar perolehan pustaka baru, katalog induk pustaka, baik yang
diterbitkan secara bersama ataupun diterbitkan dan disebarkan oleh
masing-masing perpustakaan juga dapat membantu meningkatkan komunikasi dan
pertukaran informasi antar perpustakaan. Sekarang ini dapat ditambahkan salah
satu sarana komunikasi antar perpustakaan yaitu mailing list. Dengan
mailing list maka setiap perpustakaan dapat saling bertukar informasi.
7. Perbedaan
peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta.
Ketidak-jelasan tentang peraturan hak cipta, banyak
menimbulkan perbedaan penafsiran dalam memberikan ijin fotokopi. Perlu adanya seminar khusus
untuk membahas hal ini, sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan
yang menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.
8. Kurang
adanya sinkronisasi peraturan/sistem
Kecenderungan perpustakaan untuk membuat
peraturan-peraturan serta sistem sendiri dalam pengelolaan perpustakaan, sering
menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerjasama. Untuk itu perlu diadakan
usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin
maupun pembukaan pedoman standarisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing
peserta kerjasama.
Pengembangan Jaringan Kemitraan di Bidang Perpustakaan
Pada
saat ini masalah utama dari setiap perpustakaan adalah ketersediaan koleksi
yang sangat terbatas. Dalam sejarah perpustakaan tidak pernah ada perpustakaan
yang dapat berdiri sendiri dalam memenuhi semua kebutuhan penggunanya.
Betapapun besarnya dana yang tersedia, tak akan pernah ada perpustakaan yang
dapat mengumpulkan sumber informasi secara menyeluruh dalam jumlah dan jenis.
Oleh karena itu setiap perpustakaan akan memerlukan perpustakaan lain dalam
memenuhi kebutuhan pemakainya. Dengan kesadaran ini, usaha-usaha kerjasama
antar satu perpustakaan dengan perpustakaan lain perlu semakin digalakkan
dengan harapan kelemahan dari satu perpustakaan dapat dilengkapi oleh
perpustakaan lain. Dengan demikian masing-masing pihak dapat memberi dan
mendapatkan keuntungan dari pihak lain, dengan tujuan utama memberikan
pelayanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Jadi
bila satu perpustakaan membutuhkan dan memanfaatkan pelayanan perpustakaan lain
tidak berarti bahwa perpustakaan tsb dalam kondisi kekurangan, tetapi sebaliknya
kesempatan untuk dapat memanfaatkan perpustakaan lain tidak boleh pula menjadi
alasan untuk tidak mengembangkan atau memperbaiki kondisi perpustakaan sendiri.
Gambar : Hubungan antar perpustakaan dalam pemanfaatan
bersama koleksi
Perpustakaan
Universitas
A
|
|||||||||
Perpustakaan Perpustakaan
Unversitas
C Universitas
D
Perpustakaan
Universitas B
Karena
itu kerjasama yang paling relevan dilakukan diantara perpustakaan perguruan
tinggi, khususnya perguruan tinggi adalah kerjasama pemanfaatan koleksi (resource sharing) dan pinjam antar
perpustakaan.
Beberapa perpustakaan dapat saling berkomunikasi dan
membuat kesepakatan bekerjasama. Salah satu perpustakaan yang dianggap paling
kuat dapat ditunjuk menjadi focal point yang
merupakan pusat jaringan. Secara periodik setiap perpustakaan dapat saling
bertukar koleksi yang kemudian dipinjamkan kepada pemakainya. Keamanan koleksi
yang dipinjamkan kepada pemakai berada di bawah tanggungjawab perpustakaan ybs.
Variasi bahan bacaan dapat ditingkatkan sehingga pemakai tidak bosan datang ke
perpustakaan.
Dalam
sejarah perpustakaan tidak pernah ada perpustakaan yang dapat berdiri sendiri
dalam memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Betapapun besarnya dana yang
tersedia, tak akan pernah ada perpustakaan yang dapat mengumpulkan sumber
informasi secara menyeluruh dalam jumlah dan jenis. Oleh karena itu setiap
perpustakaan akan memerlukan perpustakaan lain dalam memenuhi kebutuhan
pemakainya. Dengan kesadaran ini, usaha-usaha kerjasama antar satu perpustakaan
dengan perpustakaan lain perlu semakin digalakkan dengan harapan kelemahan dari
satu perpustakaan dapat dilengkapi oleh perpustakaan lain. Dengan demikian
masing-masing pihak dapat memberi dan mendapatkan keuntungan dari pihak lain,
dengan tujuan utama memberikan pelayanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan
pengguna akan informasi.
Jadi
bila satu perpustakaan membutuhkan dan memanfaatkan pelayanan perpustakaan lain
tidak berarti bahwa perpustakaan tsb dalam kondisi kekurangan, tetapi
sebaliknya kesempatan untuk dapat memanfaatkan perpustakaan lain tidak boleh
pula menjadi alasan untuk tidak mengembangkan atau memperbaiki kondisi
perpustakaan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar